Satu April, hamil? No Way!


Pernahkah Anda berada pada sebuah posisi yang menegangkan? Tiba-tiba, issue hamil mencuat ke permukaan. Dan itu terjadi pada sahabat sendiri yang notabene belum menikah.
Ah its OK, kita tidak akan bilang hal tersebut haram. Lets say, babies is an angel yang tidak sengaja jatuh dalam dunia ”seru” kita.
But, saya pribadi belum bisa menjawab apa yang harus dilakukan untuk mengesampingkan karir. Atau taktik apa untuk tetap membuat dompet pengangum-pengagum tetap lancar.

Eniwei berita menggemparkan itu terjadi kemaren

10.25 1 april 2010
Subject 1 : gawat gawat! Ternyata aku positif
Seorang teman : siapa bapaknya
Subject 1 : ngga tahu, masih bingung! Kamu temenin aku ke dokter ya plis
Seorang teman : kamu yakin udah beli test pack?
Subject 1 : YUP
Seorang teman : Ok remind me ya ntar sore

Selang beberapa saat

11.30
Subject 2 : mmm aku mau ngomong rahasia
Seorang teman : kenapa say, ngomong ajah gih
Subject 2 : kayaknya kamu bakal punya ponakan
Seorang teman : wew darn! Kamu gila ya, jadi gemana perasaanmu. Udah ok kan semuanya.
Subject 2 : kamu temenin aku ke dokter ya plisssss
Seorang teman : ah aku ada janji, besok ajah kali ya…
Subject 2 : (mulai meraung-raung)
Seorang teman : iyah iyah

Dalam waktu satu jam saya sudah ada dua janjian membawa dua calon ibu ke dokter kandungan. Di hari yang benar mengaharukan.


15.00
Secangkir kopi : GAWAT! Gw positif beneran
Seorang Teman : HAH! LU GILA YA, GA PAKE PENGAMAN!
Sebatang rokok : sabar fren sabar fren.
Secangkir kopi : temenin ke dokter, gw sayang ama di dedek, ini kan anak kalian juga (melas)
Sebatang rokok : iya gpp ntar kita barengin (diputusin sendiri)
Seorang teman : (mendelik!)


Ok then, sekarang sahabat sendiri yang mengalami… Ah kerja tidak konsen, bingung bahagia ngga jelas. Dan tolong diberi garis bawah 3 orang dihari yang sama.

Akhirnya saya membuat appointment di sebuah rumah sakit bersalin terkenal daerah Meteng Jakarta. Ketiga-tiganya saya ajak ke sana, tapi nyetir sendiri-sendir. Saya ngga mau dengar alasan ibu hamil dilarang nyetir. Saya juga tidak bisa bersikap kurang adil terhadap semuanya. Mencoba mengerti kalau fase itu susah dan mereka bimbang. Tentu saja menimbulkan efek traumatik jangka panjang. Seperti saya yang trauma harus jadi teman mereka ARGHHH!

Saya sampai sebelum mereka, menunggu sambil membaca majalah. Ibu-ibu diantar suami bersliweran. Anak-anak kecil ngelus perut maminya. Ada juga tampak pasangan baru bahagia. Tidak lupa sebagai tambahan harus ada, muka jutek wanita-wanita terlihat kelelahan karena hamil.
OHHH.. saya diam saya tidak tahu harus berbuat apa. Membayangkan kehidupan mereka, merawat si kecil, berantem dengan suami.
Dan ketiga orang itu belum datang.
Dan…
Dan…
Saya tetap sendirian sudah satu jam lebih. Ibu disebelah membaca keresahan saya, bertanya kenapa tidak diantar suami. Saya jawab menunggu teman.
”Tidak usah ditutupi, memang pergaulan jaman sekarang bebas. Kalau mau menggugurkan jangan disini ada kok saya obatnya,” lanjutnya tanpa babibu.
HAH!
HAH!
Sabar-sabar

Saya marah, mencari blackberry. Yang tentu saja jarang dipakai, entah dimana rimbanya. Perlu diketahui telepon konvensional lebih mudah untuk dimanfaatkan.Tiba-tiba mata saya tertuju pada amplop berwarna jambu ditengah-tengah novel.

To Teman:
Waktu kamu baca ini, kami sudah bisa membayangkan mukamu yang bĂȘte. Mengatur schedule dari pagi sampai dimarahin Pak Mister (boss). Tapi kami tahu kamu teman yang baik. Dan kabar baiknya adalah kami tidak hamil dan kamu menunggu di Rumah sakit. Selamat ya!
Ps: Happy April Mop

warm regards

Ibu Hamil


ARGH! Saya benci Satu April!
Hahahahahaha!

written by~seorang teman

1 comments:

mbun mengatakan...

ahhhh cant imagine :P lol