0 comments

undangan kawin




lokasi: sore hari, terkesima membaca undangan pernikahan via email

It's written on the stars. Tat we were meant to be...
So mark your calendar
There's going to be a party
Looking forward to sharing with you
The Moon, The Joy and The love of our wedding celebration
(blah blah blah blah)

sebatang rokok: Teman, besok kalau aku nikahan kamu buatin puisi ya
seorang teman: ngga mau
sebatang rokok: ga apa-apa lah sebagai tanda persahabatan
seorang teman: mmmm boleh lah, aku yang buatin. tapi undangannya teka-teki silang mau? siapakah nama mempelai wanita (5 menurun 6 kotak) sebuah gedung cantik di dekat museum nasional (7 mendatar 9 kotak)
mau?
sebatang rokok: SIALAN!!!!!X&*^$#@#%&^

Secangkir Kopi: HUAHAHHAHAAHHAHAHAH

0 comments

The Narcism of A Bitch :(


Morning conversation between Secangkir Kopi (SK) & Seorang Teman (ST) via ponsel.

SK: Morning sunshinee..Nama kamu muncul lagi di webnya si Anu, beserta profil lengkap hueheheheheh bakal orang terkenal nih

ST: Tidak usah diperlebar dalam sehari sudah ku baca 1000 kali. Tanpa memperhatikan pekerjaan. Bahkan sttttt aku meng-klik namaku sendiri entah sudah berapa kali, biar banyak jempolnya

SK: anyway bytheway busway on the way si A kemaren mulai ngajar di TK Internasional. Ibunya si B tiba-tiba datang ga terima kalo si A yang ngajar disana. Kita pada heboh dong,ermmmm.... ehem ehem
Lu kok diem aja sih

ST:iyah iyah aku dengerin

SK: Omigot!!! Arghhhh, pasti kamu lagi ngeliatin profilmu lagi di depan monitor dan ga dengerin aku ngomong. Ya kan?

ST: iyah iyah, ngomong ajah. kan aku multi tasking, bisa narsis sambil nguping

SK: (dalem ati)Bruak! Capeee deyyyy! NARSIS

3 comments

masih tentang Kartini

masih tentang Kartini dicomot dari status facebook salah seorang kawan:

Kartini dulu berkata : " HABIS GELAP TERBITLAH TERANG"
Kartini sekarang berkata: " BELUM TERANG NGAPAIN PULANG "

(go for it BITCH! hihihihi)

3 comments

The Old Past BITCH, Kartini




Setiap tanggal 21 April Indonesia merayakan hari spesial yaitu Kartini. Meskipun tidak dibandrol dengan warna merah, hari ini mengajak perempuan untuk refleksi. Gerakan nyata melalui tulisan yang mendobrak pikir pada jamannya.

Pemikiran-pemikiran dahsyat Kartini, berhasil diungkap melalui surat-surat Kartini yang dipublikasikan dalam buku berjudul sama. Beliau melakukan korespondensi dengan kawannya yang berada di Belanda. Setelah sekian lama berdiam diri menuruti orang tuanya, budaya dan tradisi ternyata Kartini memberontak dalam otak.

Kemudian hari ini ketika menulis, didepan saya banyak konde berkeliaran. Para perempuan berkebaya, jalan dengan susah, make up habis-habisan. Tulisan mengenai emansipasi, feminisme, bermunculan di milis-milis. Saya capai mendengarnya. Buah-buah ide yang muncul beragam sama, penuh kemarahan, ketidak puasan di dasarkan pada kata emansipasi.

Jadi sebenarnya apa sih emansipasi? Istilah tersebut digulirkan ketika menjelaskan sejumlah usaha mendapatkan hak politik maupun persamaan derajat, bagi kelompok yang tidak diberi hal secara spesifik. Artinya ketika saya sebagai perempuan tidak diberi hak, saya bisa menuntut emansipasi.

Pertanyaannya adalah apakah kamu, saya dan perempuan lain siap untuk itu? Ataukah kita telah mencapai sepakat akan definisinya? Tentang sanggul kah? Kebayakah?
Pernahkah kita sadari, kata-kata emansipasi terlontar namun kita tidak bisa mengganti ban mobil sendiri. Mengernyitkan dahi kala menghadapi suami mengurus anak, dan istri bekerja di luar rumah.

Jujur, saya, kopi dan rokok masih suka seperti itu. Kami bergosip tertawa dalam kesenangan perempuan. Bangga untuk dipuja dan dibukakan pintu mobil, menerima barang mewah dari segepok lelaki yang datang, Kami bangga dengan keistimewaan yang kami punya untuk menjadi BITCH (Babe Is Totally Control Herself)).. Memang drama quenn tapi we know excatcly what we want.

Kata-kata itu menurut kami adalah emansipasi yang sebenarnya. Yaitu bagaimana kami bisa menerima diri sendiri dengan gembira.


Hari ini kami ke kantor dengan biasa. Bangun siang, sedikit telat sehingga tidak ada kesempatan berdandan ala pesta kawinan ke kantor. Kami tidak berkoar-koar mendengungkan persamaan hak yang nantinya tidak berujung. Kami membuat kompromi dengan keadilan perempuan.

Tidak semuanya kelemahan berujung kekalahan. Dan kelebihan adalah kebenaran. Namun kombinasi keduanya mampu menghasilkan kesempurnaan.

Kartini adalah contoh nyata ”old past BITCH”. Kami bertiga terpana melihat hasilnya membatik dipamerkan pada museum nasional. Sementara buah pikirannya menghasilkan sebuah sekolah untuk perempuan di tahun 1903. Dan she is totally have control of her self, and know what she want. Salute for her.
“Sometimes you have to be a bitch to get things done.-Madonna-” So do Us !

Written by~seorang teman
Life is a beautiful enemy

0 comments

BBB (bitch big book) 1:1

wealth is genetic and also survival skill. So don't be panic, when I (not immediately) kill those moneybags with my heels (BBB 1:1)

0 comments

you cannot pass




Ok BITCH,
Hari ini hari yang susah buat di terangkan. Kenapa? Karena tiba-tiba tangan saya gatel pengen nulis hal yang ga penting seperti ini.
Diantara teman-teman yang lain saya adalah raja jalanan. Lebih tepat kalau di sebut tukang langgar aturan. Lampu merah, di depan terabas saja, maklum merah artinya berani. Ada dilarang belok di lewatin ajah. Bahkan razia polisi justru saya samperin karena bakalan ada cerita baru.
Masalah nanti denda, tilang itu cuman konsekuensi seru yang bisa diolah jadi bahan makian selanjutnya. Tentu saja tidak mengesampingkan argumentasi mulai yang manis, alot, kenyal, asem, pahit dan terakhir hajar!
But eniwei Bitch,
Saya tiba terhenyak bahwa kegiatan yang saya lakukan ternyata bisa membuat kita mengeluarkan uang minmal seharga satu celana dalam la senza bahkan lebih.
OK check this out!
Tak punya SIM? Diatur Pasal 281 jo Pasal 77 (1), denda Rp 1 juta.

Berkegiatan lain saat mengemudi, atau dipengaruhi keadaan yang mengurangi konsentrasi? Diatur Pasal 283 jo Pasal 106 (1), denda Rp 750 ribu

Tak mematuhi sinyal peringatan kereta api, menerobos palang di persimpangan rel? Aturan Pasal 296 jo pasal 114a, denda Rp 750 ribu

Melanggar rambu/marka? Diatur Pasal 287 (1) jo psl 106 (4a) dan Psl 106 (4b), denda Rp 500 ribu.

STNK tak sah? Diatur Pasal 288 (1) jo Pasal 106 (5a), denda Rp 500 ribu.

Tanda nomor tak sah? Diatur Pasal 280 jo Pasal 68 (1), denda Rp 500 ribu.

Melanggar batas kecepatan maksimum atau minimum? Diatur Pasal 287 (5) jo Pasal 106 (4g) atau Pasal 115a, denda Rp 500 ribu.

Asesori membahayakan seperti lampu silau, bumper tanduk? Diatur Pasal 279 jo Pasal 58, denda Rp 500 ribu.

Tak mengutamakan pejalan kaki atau pesepeda? Diatur Pasal 284 jo Pasal 106 (2), denda Rp 500 ribu.

Berhenti darurat, tapi tak memasang segitiga pengaman atau isyarat lain? Diatur Pasal 298 jo Pasal 121 (1), denda Rp 500 ribu.

Ada juga denda Rp 250 ribu per pelanggaran:
- Tak membawa SIM
- Tak memakai sabuk keselamatan
- Tak memakai helm
- Malam hari, lampu utama tak menyala
- Mengganggu fungsi rambu, marka, alat pengaman pengguna jalan (berlaku untuk setiap orang)
- Tak mematuhi perintah petugas untuk berhenti, jalan terus, melaju cepat, melambat, atau mengalihkan arus
- Melanggar tata cara penggandengan kendaraan
- Pindah lajur tanpa isyarat
- Membelok atau berbalik arah tanpa isyarat
- Tak memberi prioritas pada kendaraan tertentu, termasuk yang dikawal petugas Polri
sumber: TMC Polda Metro Jaya
So hows? Tertantang mempertaruhkan hasil keringat untuk pelanggaran lalu lintas? I think, that good idea sumtimes.
Brummmmmmmmmmmmm……ciiiitttt bruak!
Written by ~seorang teman

1 comments

Satu April, hamil? No Way!


Pernahkah Anda berada pada sebuah posisi yang menegangkan? Tiba-tiba, issue hamil mencuat ke permukaan. Dan itu terjadi pada sahabat sendiri yang notabene belum menikah.
Ah its OK, kita tidak akan bilang hal tersebut haram. Lets say, babies is an angel yang tidak sengaja jatuh dalam dunia ”seru” kita.
But, saya pribadi belum bisa menjawab apa yang harus dilakukan untuk mengesampingkan karir. Atau taktik apa untuk tetap membuat dompet pengangum-pengagum tetap lancar.

Eniwei berita menggemparkan itu terjadi kemaren

10.25 1 april 2010
Subject 1 : gawat gawat! Ternyata aku positif
Seorang teman : siapa bapaknya
Subject 1 : ngga tahu, masih bingung! Kamu temenin aku ke dokter ya plis
Seorang teman : kamu yakin udah beli test pack?
Subject 1 : YUP
Seorang teman : Ok remind me ya ntar sore

Selang beberapa saat

11.30
Subject 2 : mmm aku mau ngomong rahasia
Seorang teman : kenapa say, ngomong ajah gih
Subject 2 : kayaknya kamu bakal punya ponakan
Seorang teman : wew darn! Kamu gila ya, jadi gemana perasaanmu. Udah ok kan semuanya.
Subject 2 : kamu temenin aku ke dokter ya plisssss
Seorang teman : ah aku ada janji, besok ajah kali ya…
Subject 2 : (mulai meraung-raung)
Seorang teman : iyah iyah

Dalam waktu satu jam saya sudah ada dua janjian membawa dua calon ibu ke dokter kandungan. Di hari yang benar mengaharukan.


15.00
Secangkir kopi : GAWAT! Gw positif beneran
Seorang Teman : HAH! LU GILA YA, GA PAKE PENGAMAN!
Sebatang rokok : sabar fren sabar fren.
Secangkir kopi : temenin ke dokter, gw sayang ama di dedek, ini kan anak kalian juga (melas)
Sebatang rokok : iya gpp ntar kita barengin (diputusin sendiri)
Seorang teman : (mendelik!)


Ok then, sekarang sahabat sendiri yang mengalami… Ah kerja tidak konsen, bingung bahagia ngga jelas. Dan tolong diberi garis bawah 3 orang dihari yang sama.

Akhirnya saya membuat appointment di sebuah rumah sakit bersalin terkenal daerah Meteng Jakarta. Ketiga-tiganya saya ajak ke sana, tapi nyetir sendiri-sendir. Saya ngga mau dengar alasan ibu hamil dilarang nyetir. Saya juga tidak bisa bersikap kurang adil terhadap semuanya. Mencoba mengerti kalau fase itu susah dan mereka bimbang. Tentu saja menimbulkan efek traumatik jangka panjang. Seperti saya yang trauma harus jadi teman mereka ARGHHH!

Saya sampai sebelum mereka, menunggu sambil membaca majalah. Ibu-ibu diantar suami bersliweran. Anak-anak kecil ngelus perut maminya. Ada juga tampak pasangan baru bahagia. Tidak lupa sebagai tambahan harus ada, muka jutek wanita-wanita terlihat kelelahan karena hamil.
OHHH.. saya diam saya tidak tahu harus berbuat apa. Membayangkan kehidupan mereka, merawat si kecil, berantem dengan suami.
Dan ketiga orang itu belum datang.
Dan…
Dan…
Saya tetap sendirian sudah satu jam lebih. Ibu disebelah membaca keresahan saya, bertanya kenapa tidak diantar suami. Saya jawab menunggu teman.
”Tidak usah ditutupi, memang pergaulan jaman sekarang bebas. Kalau mau menggugurkan jangan disini ada kok saya obatnya,” lanjutnya tanpa babibu.
HAH!
HAH!
Sabar-sabar

Saya marah, mencari blackberry. Yang tentu saja jarang dipakai, entah dimana rimbanya. Perlu diketahui telepon konvensional lebih mudah untuk dimanfaatkan.Tiba-tiba mata saya tertuju pada amplop berwarna jambu ditengah-tengah novel.

To Teman:
Waktu kamu baca ini, kami sudah bisa membayangkan mukamu yang bĂȘte. Mengatur schedule dari pagi sampai dimarahin Pak Mister (boss). Tapi kami tahu kamu teman yang baik. Dan kabar baiknya adalah kami tidak hamil dan kamu menunggu di Rumah sakit. Selamat ya!
Ps: Happy April Mop

warm regards

Ibu Hamil


ARGH! Saya benci Satu April!
Hahahahahaha!

written by~seorang teman