Exhibitionist, si Tukang Pamer ”DICK”




Minggu lalu tepat pada pukul lima sore saya memutuskan untuk segera mengemasi barang dan pulang kantor. Membuka selembar demi selembar agenda, memperbaiki make up dan yup siap untuk bersosialisasi lebih lanjut. Malam ini sejumlah teman baru mengajak untuk nongkrong di Bucks EX. Maklum jika bosan maka kami bisa segera cabut untuk masuk ke Hard rocks, sambil head banging atau mengharu biru nonton film di XXI.

Namun sayangnya perjalanan menuju EX tidak semudah biasanya. Awalnya memang tetap berjalan lancar yaitu sekedar berada di shuttle busway, menunggu sambil sedikit berdesakan dan membunyikan high heel agar bisa mengijak kaki penumpang lain yang serakah tempat :P . Tanpa disangka dan dikira tiba-tiba seorang laki-laki tampan berbaju rapi berlari dihadapan saya.

Saya tidak berpikiran apa-apa sambil terus berjalan, ternyata dia menunjukan kemaluannya alias ”penis”nya. Astaga naga, saya kaget perempuan-perempuan di belakang saya menjerit ketakutan. Saya sendiri tampak cuek karena tidak mau menambah kepanikan, padahal dalam hati pengen menjudo si ”keparat tidak tahu diri apapun itu namanya”.

Kejadian yang saya alami ini bukan cuma sekali. Sudah bertahun lalu, pelaku biasanya melakukannya di tempat-tempat sepi seperti jembatan penyebrangan, gang kecil. Bahkan ada yang nekad menyatroni kost-kostan cewek-cewek mungkin lupa kalau Satpam dan hansip bisa mentung “dick”nya itu.

Orang yang kerap melakukan hal ini disebut ”exhibitionist”. Hal ini merupakan salah satu kelainan yang tergolong pada disfungsi sexual. Mereka memiliki ransangan seksual dengan memperlihatkan alat kelaminnya pada orang lain. Biasanya terjadi pada waktu senggang atau stress hebat.

Parahnya lagi adalah respon masyarakat seperti saya, kamu dan banyak orang lain agak berlebihan terhadap “pelaku”. (lha iya, siapa yang ngga kaget:P ) Akhirnya membuat rasa rendah diri semakin menjadi-jadi.

Di beberapa negara perilaku eksibisionisme merupakan kriminalitas karena dianggap sebagai perilaku tidak menyenangkan atau bahkan pada kasus tertentu dikategorikan sebagai tindakan pelecehan atau pemaksaan seksual.

Bagaimana cara mengatasi penderita exhibitionist ini. Kalau bagi saya pribadi tidak ada cara yang lebih mudah selain cuek, dan menagngap tidak terjadi apa-apa tanpa reaksi. Karena di banyak bacaan yang saya baca, mereka memperoleh “foreplay” dari teriakan gadis-gadis itu dan dilanjutkan dengan masturbasi.
Yah selama dia tidak menyentuh saya dan berani melakukan gerakan-gerakan aneh, tentu saja. Namun jika mulai bergeming, jangan salahkan saya kalau spray, minyak wangi, larutan cabei, pistol (wuih) meledak dan menyemprot matanya.

Eniwei, yang perlu di sadari adalah mereka juga manusia yang patut punya teman. Kelakuan yang di tunjukan bukanlah murni dari kesengajaan. Jika ada kerabat atau sahabat ataupun orang yang terdekat yang dikenal. Silahkan dirujuk di klinik piskologi terdekat.

Sore setelah kejadian itu saya tetap nge Bucks dengan teman-teman cekakak cekikik dan melemparkan topik tentang pameran dick ini diatas meja kopi kami.

Si Mira, penggemar pria sexy sempat nyeletuk, ”Wah, mestinya gw tadi di sana, jadi bisa ngebandingin gedean mana ama punya Beckham,”

Saya: ???????

~written by seorang teman -life is a beautiful enemies-

1 comments:

Anonim mengatakan...

Concerns, these are the things that occur in our life time. Some people may ask and look into the depth of one woe but all the same we all have it. I often have It.; enjoy it sometimes but how appropriate this make one feel is another question all together.
Thus I stumble on this writing of yours. I deeply enjoyed it because it take me off somewhere for a while. While this past dimension is beyond me, it is already part of me, since I see it and enjoyed. What really occurs to me is that how a suspend can be a reality of life and one can postpone forever to the best things in life without knowing that one does it. In this case, I feel related to see that Ilya likely to have been so and all this sadness can be gone with one decision. Thus, it makes me much into remembering….. Living, loving and commitment. It is a steadfast one can sometimes make the world spin in a whole new way.